Status WA dan Jeda Kebisingan
Saya percaya akan adanya dinamika yang bergolak dalam diri manusia. Perubahan yang senantiasa ia alami, bisa jadi menggeser sudut pandangnya. Dan oleh sebab itu, pemahamannya atas sesuatu di satu waktu bisa berbeda di waktu lain. Kita tahu, persepsi dan perspektif adalah salah dua yang memengaruhi tindakan seseorang. Sekali waktu, saya memaknai "status whatsapp" sebagai penanda eksistensi saya. Alat untuk mengabarkan bahwa saya ada, unik, dan layak diperhatikan. Kemudian atas dasar itulah saya mengunggah bermacam status. Sebagai tambahan, saya ini orang yang payah dalam interaksi sosial. Saya buruk dalam membangun percakapan, dan sebab itu, lebih menyukai tulisan sebagai sarana untuk menyuarakan gagasan. Saya seorang penakut, tapi di sisi lain, saya juga menginginkan pengakuan atas eksistensi saya. Seorang penakut, anda tahu, lebih suka berbicara sambil menyembunyikan muka. Dan di saat yang sama saya juga cemas, jika keberadaan saya bakal tenggelam di tengah dunia yang riuh