Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018
Perlukah kuterjemahkan huruf-hurufmu? Bila ternyata kita bicara hanya lewat mata yang bertukar makna, yang mengarsir antara kita rasa yang tak terwadahi aksara Berdua berhadapan, kitalah sepasang prasasti nirleka Sabda-sabda tanpa bahasa 26 November Hujan dan mendung dan kepulanganku ke kesunyian yang batal sebab kalian.
Yang membentang antara November hingga Februari hanyalah musim yang kusenangi Sebab di sela gemuruh angin, petir, dan hujan, mengingatmu tetaplah kehangatan 23 November Pamulang, dan jemuran yang kuyup Darb Ahmar, dalam naungan altar Jumat
Dalam hening yang paling senyap adakah kau dapati namaku di antara ingatan yang berserak di kepalamu? Kau tahu, ia hanya kertas putih bertinta hitam Sama seperti dokumen lainnya Tak dihias tak berpigura Tapi aku akan sangat bahagia Kalau ternyata namaku masih di sana Setidaknya kau tidak lupa
Anak kecil dalam diriku bangun "Saatnya berpuisi," ia bilang Tapi puisi adalah bayi yang tak boleh lahir sebelum atau pun selewat waktunya Maka aku pergi ke sebuah gurun dan mulai bertapa Tapi matahari jadi lima kali lebih terang dan kau akan kesulitan menemukan kelembutan makna saat segala sesuatu jadi semakin terang Maka kuputuskan untuk pindah ke puncak malam Kali ini aku berbaring di bawah langit yang bersolek Gemintang, galaksi, dan komet melalaikanku, dan aku marah Maka kupindah jasadku ke dalam gua dan dalam kesunyian jiwaku mengembara Ia melakukan perjalanan hening yang jauh Menyelami kedalaman makna dan mencari Tapi hakikat adalah tipu muslihat Dan aku tergulung ombak gamang Mereka bilang makna tersembunyi di dasar samudera Tapi pengetahuan adalah pengetahuan adalah pengetahuan adalah samudera yang tak memberi ampun pada ruang Saat tenggelam, kau takkan pernah tahu dari mana tercebur Kau akan kebingungan meraba di mana dasarnya Kau takkan pernah meli