Menulis dalam Kesunyian
Jam di gawai android saya menunjukkan pukul 13:32. Hari masih siang dan ada banyak hal yang harus saya kerjakan. Tapi betapapun, rasanya saya tetap harus menerbitkan tulisan ini–betapapun jeleknya–sebab belum tentu nanti malam akan ada waktu yang cukup sebelum kantuk memaksa saya bergegas tidur. Saya ingin menulis, itu saja. Latar belakang yang kelewat simpel, tapi itu sudah cukup sebagai alasan memulai kebiasaan baru yang bisa jadi aktivitas positif. Beberapa hari belakangan saya membaca ulang esai2 dari penulis kesukaan saya: AS Laksana dan Zen RS, serta berita-berita yang berseliweran di dunia maya. Banyak hal yang akhir2 ini meriuh-risaukan jagat manusia. Di Indonesia, ada kasus gubernur ibukota yang didemo sebab kalimat yang diucapkannya dinilai sebagai penistaan. Sebenarnya itu kasus yang bagus, terlebih jika anda melihat Bangsa ini sebagai sebuah thriller. Setelah beberapa picuan, akhirnya meledaklah aspirasi jutaan manusia dalam wujud demo, dan buntut kejadian itu bak tentak